Senin, 26 September 2011

LAPANGAN CNOOC AKAN SEGERA BEROPERASI KEMBALI


Jakarta - Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) akan segera mengoperasikan kembali lapangan-lapangan minyak CNOOC SES Ltd di Laut Jawa yang sempat terhenti akibat terbakarnya ruang mesin kapal penampung minyak Lentera Bangsa (Floating Storage and Offloading / FSO) milik PT Trada Maritime Tbk.

BPMIGAS telah memerintahkan CNOOC untuk segera mencari pengganti FSO Lentera Bangsa agar produksi lapangan-lapangan tersebut dapat kembali berjalan normal.

Sesuai standar keamanan operasi, CNOOC terpaksa menghentikan produksi minyak sebesar 15.000 barel per hari dari sumur – sumur minyak di Blok South East Sumatera yaitu lapangan Widuri, lapangan Intan, lapangan Aida dan lapangan Indri sejak kebakaran FSO Lentera Bangsa.

“Saat ini kami sedang berupaya agar Motor Tanker (MT) Galunggung milik Pertamina segera menggantikan posisi FSO Lentera Bangsa sehingga produksi minyak Nasional dapat kembali normal. Diperkirakan FSO Galunggung tiba dilokasi dalam pekan ini,” ujar Deputi Operasi BPMIGAS Rudi Rubiandini dalam siaran pers BPMIGAS hari ini.

Rudi memastikan tidak ada pencemaran minyak mentah yang tumpah ke laut akibat kebakaran yang terjadi di ruang mesin Floating Storage and Offloading (FSO) Lentera Bangsa yang dimiliki oleh PT Trada Maritime Tbk tersebut.

Hingga hari ini, satu korban yang hilang dari lima korban yang merupakan karyawan Trada Maritime masih belum dapat ditemukan karena proses pencarian korban masih menunggu kegiatan pendinginan diselesaikan dengan tuntas. Berdasarkan data thermo data dari Fire Fighting expert dari Singapura yang telah tiba di lokasi sejak kemarin, posisi suhu kapal masih 40 derajat celcius sehingga masih belum aman untuk melakukan pencarian korban yang hilang tersebut ataupun melakukan investigasi penyebab kebakaran.

Sementara tiga orang korban sudah diperbolehkan kembali ke rumah dan satu orang masih di rawat di instalasi gawat darurat (intensive care unit / ICU) dengan kondisi yang semakin membaik.

Minggu, 25 September 2011

CNOOC HENTIKAN PRODUKSI 15.000 BPH AKIBAT FSO TERBAKAR

JAKARTA  – Produksi CNOOC SES Ltd dari Laut Jawa sebesar 15.000 barel per hari terpaksa dihentikan sejak Jumat (23/11/11) sesuai standar keamanan prosedur akibat kebakaran kapal penampung minyak mentah (Floting Storage and Offloading/FSO) Lentera Bangsa milik PT Trada Maritime Tbk. Seperti diketahui sebelumnya, telah terjadi insiden kebakaran di engine room kapal FSO (Floating Storage and Offloading) Lentera Bangsa yang dimiliki oleh PT Trada Maritime Tbk, sebuah perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia.
Kebakaran terjadi pada pukul 08.40 WIB Jumat lalu namun api telah berhasil dipadamkan pada pukul 11:35 WIB di hari yang sama. Sebanyak 163 sumur produksi yang dikelola CNOOC SES di Laut Jawa terpaksa tidak dapat memproduksi minyak mentah jenis Widuri karena FSO Lentera Bangsa berhenti beroperasi sejak terjadinya kebakaran. “FSO Lentera Bangsa masih belum beroperasi jadi masih dibawah kendali PT Trada Maritime, akibat kebakaran tersebut kami terpaksa memberhentikan seluruh operasi di lapangan Widuri,” ujar salah seorang pejabat CNOOC SES Ltd. Kapal FSO Lentera Bangsa memiliki bobot mati (Dead Weight Ton/DWT) 127.575 ton dengan panjang 272,53 meter dan tinggi sekitar 25 meter dengan total kapasita penampungan sebanyak 700.000 barel minyak mentah. Kapal ini memiliki daya angkut 281 awak kapal. Kapal FSO Lentera Bangsa memiliki kontrak untuk menampung minyak mentah jenis Widuri dari lapangan yang dikelola oleh CNOOC SES. Saat terjadi kebakaran, FSO Lentera Bangsa tidak dalam kondisi beroperasi karena sedang dalam proses perbaikan. Saat ini Trada Maritime memiliki dan mengoperasikan 5 kapal FSO, 6 tankers, 12 tugboats dan 13 barges. Semua armada ini melayani jalur sejumlah lokasi di perairan Indonesia. (Sumber: www.energimineral.com)

Kamis, 22 September 2011

BURSA SAHAM INDONESIA AMBRUK


Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk, menyusul hengkangnya investor lokal dan asing secara massif dari lantai bursa. Aksi jual massif hari ini menyebabkan Indeks terpuruk di posisi 3.300 atau anjlok 328 poin.
Memburuknya kondisi lantai bursa juga dialami oleh sebagian besar bursa regional antara lain Indeks Komposit Shanghai turun 69,91 poin (2,78%) ke level 2.443,06, Indeks Hang Seng anjlok 912,22 poin (4,85%) ke level 17.911,95, Indeks Nikkei 225 turun 180,90 poin (2,07%) ke level 8.560,26 dan, Indeks Straits Times ambruk 72,85 poin (2,61%) ke level 2.718,94.  
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di posisi Rp 8.750 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 8.900 per dolar AS. Pada Juni 2010 posisi rupiah tercatat paling melemah, saat Dolar sempat menembus Rp 9.120.
Pada perdagangan pagi  IHSG sudah menunjukkan kinerja yang negatif dengan turun 81,423 poin (2,21%) ke level 3.616,071 akibat buruknya prospek ekonomi global. Penurunan peringkat tiga bank raksasa di AS memperburuk krisis utang AS dan Yunani yang belum usai.  Indeks langsung terjun bebas sesaaat setelah pembukaan perdagangan.
Sementara penutupan perdagangan sesi I, IHSG jatuh 226,663 poin atau 6,14% ke level 3.470,831. Tekanan jual yang terjadi di seluruh lapisan saham menyebabkan koreksi pada IHSG merupakan yang paling parah di Asia.

Memasuki perdagangan sesi II, Indeks meluncur makin tajam hingga menyentuh posisi terendahnya di 3.361,562.

Menutup perdagangan hari ini, Kamis (22/9/2011), IHSG terjun bebas 328,351 poin  atau 8,89% ke level Rp 3.369,143. Sementara Indeks LQ 45 jatuh 65,184 poin atau 10,14% ke level 578,207. Ini adalah posisi IHSG terburuk sejak 20 September 2010, ketika IHSG di posisi 3.384,556.


Senin, 19 September 2011

KUWAIT PETROLEUM AKAN BANGUN KILANG MINYAK SENILAI US$6 MILIAR


Jakarta - Kuwait Petroleum Corporation akan merealisasikan investasi rencana pembangunan kilang minyak senilai US$6 miliar dengan kapasitas 200.000 barel per hari di Balongan menyusul telah terbitnya Peraturan Menteri Keuangan tentang pemberian insentif pajak untuk pembangunan kilang minyak di Indonesia.

Pihak Kuwait Petroleum Corporation juga akan menjadi pemasok minyak mentah sebanyak 200.000 barel per hari untuk diolah di kilang tersebut dan produk BBM yang dihasilkan, seluruhnya akan dibeli oleh PT Pertamina untuk menambah pasokan BBM di dalam negeri.

“Kuwait siap memasok minyak mentahnya karena selain investasi, hal terpenting lainnya adalah kelangsungan pasokan minyak mentah untuk kilang tersebut,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementrian ESDM Evita Legowo kepada Wartawan di Jakarta hari ini.
Pemerintah telah menyetujui pemberian insentifn pajak untuk industri pionir di Indonesia. Insentif pajak tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan NO 130/PMK.011/2011 tentang Pemberian Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan yang berlaku mulai 15 Agustus 2011.

Peraturan yang ditandatangani oleh Menteri Keuangan Agus Martwardojo tersebut memberikan fasilitas pembebasan Pajak Penghasilan Badan dengan jangka waktu paling lama 10 tahun dan paling singkat 5 tahun sejak dimulainya produksi komersial.

Setelah itu, Badan Usaha yang akan memangun kilang diberikan lagi tambahan pengurangan Pajak Penghasilan Badan sebesar 50% selama dua tahun setelah berakhirnya masa pembebasan pajak yang telah diterima sebelumnya.

Pada 19 Agustus 2010, Kuwait Petroleum International Company (KPI), yang merupakan anak usaha dari Kuwait Petroleum Corporation (KPC), bersama dengan Pertamina telah menandatangani MoU (Nota Kesepahaman/Memorandum of Understanding) untuk melakukan studi kelayakan terkait rencana pembangunan Kilang Baru Balongan yang berkapasitas 200-300 ribu barel per hari. Kilang tersebut nantinya terintegrasi dengan kompleks kilang di Jawa Barat.

Nota Kesepahaman ditandatangi oleh Hussain Esmaiel, selaku KPI President dan Frederick Siahaan yang dahulu menjabat sebagai SVP Investment Planning and Risk Management (Investasi, Perencanaan, dan Manajemen Resiko) PT Pertamina.

Dirut Pertamina Karen Agustiawan sebelumnya mengatakan, Pertamina berambisi untuk menambah dua kilang di 2014, dalam rangka mengamankan pasokan BBM dalam negeri. Dua kilang yang bisa selesai dibangun pada tahun 2014 yaitu ekspansi kilang balongan dan unit Residual Fluid Catalytic Craker di Kilang IV Cilacap.

BUMI JUAL SAHAM RP17,5 TRILIUN KE BUMI PLC

Jakarta - PT Bumi Resources Tbk melepas kepemilikan saham perusahaan di PT Bumi Resources Minerals Tbk sebanyak 20,8 miliar unit atau 75,1 persen kepada Bumi Plc. Transaksi penjualan saham senilai Rp17,52 triliun itu akan membuat kepemilikan saham Bumi Resources di Bumi Resources Minerals berkurang menjadi 11,99 persen. 

Berdasarkan data informasi kepada pemegang saham yang dipublikasikan Bumi Resources di Jakarta, Senin, 19 September 2011, disebutkan, Bumi Resources telah menandatangani perjanjian jual beli dengan Bumi Plc, Vallar UK Investment Limited, dan Vallar Plc pada 10 Juni 2011.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Bumi Plc sebagai pembeli akan membayar dengan menerbitkan obligasi konversi (convertible bond) yang akan dikeluarkan oleh anak perusahaan.

Obligasi konversi tersebut nantinya dapat dikonversikan berdasarkan opsi pemegang saham obligasi itu menjadi saham di Bumi Plc. 

Pada penandatanganan perjanjian jual beli itu juga disebutkan Bumi Plc akan mengakuisisi saham yang dijual dengan harga Rp840 per unit atau 16,92 persen lebih tinggi dari harga rata-rata perdagangan di bursa selama 90 hari.

Bumi Resources menilai aksi penjualan saham kepada Bumi Plc itu masuk dalam kategori transaksi material. Nilai transaksi sebesar Rp17,52 triliun tersebut lebih dari 50 persen dari ekuitas perusahaan.

Selain itu, transaksi jual beli saham tersebut masuk dalam transaksi afiliasi, karena Bumi Plc sebagai pihak pembeli merupakan pihak yang terafiliasi. Pemegang saham utama perseroan dan anggota pengurus Bumi Plc juga menjabat anggota direksi Bumi Resources.

Bagi Bumi Resources, obligasi konversi yang terdaftar dan diperdagangkan di Bursa Efek London (London Stock Exchange/LSE) merupakan aset dan instrumen pembayaran yang jauh lebih likuid dan berpotensi untuk digunakan sebagai instrumen dalam deleveraging perseroan. Hal itu juga akan memperkuat struktur permodalan perusahaan.

Dengan penjualan saham Bumi di Bumi Resources Minerals, perseroan juga berharap akan lebih fokus dalam mengembangkan bisnis pertambangan batu bara. Apalagi, perseroan memiliki target menjadi sea-borne thermal coal terbesar di kawasan Asia.

Untuk merealisasikan aksi korporasi itu, Bumi berencana menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 21 Oktober 2011.
Ketika dikonfirmasi, Direktur Keuangan Bumi Resources Minerals, Yuanita Rohali, tidak bersedia menjelaskan terkait transaksi tersebut. "Sebaiknya tanya ke Bumi Resources," kata Yuanita kepada VIVAnews.com.

Sementara itu, Direktur Bumi Resources, Eddie J Soebari, belum merespons panggilan telepon (vivanews.com)

GOLDSTAR - ADHI KARYA MENANG TENDER RFCC PERTAMINA US$931 JUTA

Jakarta - PT Pertamina menetapkan konsorsium Goldstar Co Ltd dan PT Adhi Karya Tbk sebagai pemenang untuk proyek pembangunan Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Cilacap senilai US$931,48 juta atau sekitar Rp8,2 triliun.

Adhi Karya yang merupakan lead konsorsium ditunjuk ditunjuk oleh PT Pertamina sebagai pemenang pada 12 September 2011. Rencananya penandatanganan perjanjian pembangunan proyek tersebut akan dilaksanakan pada 27 September 2011. 

Proyek RFCC merupakan proyek kilang (refinery) Pertamina Cilacap dengan kapasitas 62.000 barel per hari menggunakan Technology Licensor UOP dan AXENS. Proyek ini dijadwalkan beroperasi dan diserahterimakan dalam waktu 39 bulan.

Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Kurnadi Gularso dalam siaran persnya menjelaskan rekanan perusahaan tersebut, Goldstar, adalah perusahaan EPC besar dari Korea Selatan. Goldstar memiliki keunggulan dalam pengalaman membangun EPC RFCC. Enam EPC RFCC telah dibangun Goldstar, di antaranya RFCC Ruwais UAE (United Arab Emirates).

Proyek tersebut merupakan RFCC terbesar di dunia dengan kapasitas 127.000 BPSD atau dua kali lipat kapasitas RFCC Cilacap. Adhi Karya sendiri dalam proyek EPC telah berpengalaman mengerjakan proyek Tuban Aromatic-TPPI.


Jumat, 16 September 2011

INDONESIA AKAN JUAL 5 JUTA BAREL STOK MINYAK MENTAH

Bandung – Indonesia akan menjual stok minyak mentah sebanyak 4 juta hingga 5 juta barel pada bulan Oktober dan November agar lifting minyak mentah nasional pada akhir tahun mampu memenuhi target APBNP 2011 yang telah ditetapkan sebesar 945.000 barel per hari.

Sebanyak 7 juta barel minyak mentah akan dipertahankan sebagai cadangan strategis nasional. Saat ini produksi minyak mentah Indonesia telah mencapai 922.000 barel per hari atau lebih tinggi dari bulan lalu dan diperkirakan akan terus meningkat hingga akhir tahun 2011.

“Kita akan melepas stok minyak mentah kita yang ada di storage sehingga rata-rata lifting minyak kita akan menjadi lebih tinggi pada akhir tahun,” kata Wakil Kepala BPMIGAS Hardiono kepada wartawan disela-sela peresmian Komplek Terpadu Bantuan BPMIGAS dan KKKS senilai Rp4,6 miliar di Pangalengan, Jawa Barat kemarin.

BPMIGAS memperkirakan dengan best effort realisasi lifting tahun ini mampu memenuhi target yang telah ditetapkan pemerintah sementara pada tahun 2012 dengan best effort diperkirakan produksi minyak mentah Indonesia pada tahun depan akan mencapai 950.000 barel per hari.

Produksi minyak Indonesia memang bersumber dari mature fields sehingga terjadi penurunan alamiah sebesar 12 persen per tahun. Tanpa melaukukan upaya apapun maka produksi minyak mentah Indonesia saat ini seharusnya hanya 665.000 barel per hari dan tahun depan diperkirakan hanya sebesar 585.000 barel per hari.

Namun berbagai upaya yang dilakukan BPMIGAS berhasil menahan laju penurunan alamiah tidak lebih dari 3 persen sehingga produksi saat ini berada di kisaran 900.000 barel per hari. Beberapa upaya yang telah dilakukan adalah BPMIGAS adalah menekan angka unplanned shutdown dari 15.000 barel per hari menjadi hanya 10.000 barel per hari.

Hingga tanggal 5 September 2011, PT Pertamina EP merupakan urutan paling atas kontraktor kontrak kerja sama yang tidak mampu memenuhi target produksi minyan yang ditetapkan dalam APBNP-2011. Pertamina EP  hanya mampu memproduksi minyak sebanyak 122.350 barel per hari dari target yang ditetapkan sebesar 132.000 barel per hari.

Sebaliknya, PT Chevron Pacific Indonesia berhasil melampaui target produksi yang ditetapkan Pemerintah dengan capaian produksi sebesar 357.680 barel per hari dari target sebesar 356.820 barel per hari.

Kamis, 15 September 2011

TOTAL AKUISISI SAHAM TALISMAN DI LAUT DALAM


Jakarta – Total SA, mengambilalih saham milik Talisman Energy di blok eksplorasi Sageri, blok South Sageri dan blok Sadang yang merupakan pengembangan di laut dalam, Selat Makassar dengan kedalaman air mencapai 400 sampai 2.000 meter.

Dengan pengambilalihan saham tersebut maka Total SA saat ini memiliki 50% participating interest di blok Sageri dimana sisanya dimiliki oleh Talisman. Kemudian Total SA juga akan memiliki 35% participating interest di blok South Sageri dimana sisanya dimiliki oleh Talisman 35% dan PTTEP 30%. Serta Total SA akan memiliki 20% saham di blok Sadang dimana sisanya dimiliki Talisman 40% dan PTTEP 40%.

Ketiga blok tersebut mencakup kawasan seluas 10.693 km2 dengan  komitmen kerja selama masa eksplorasi meliputi akusisi seismik 2D dan 3D serta pengeboran 2(dua) sumur eksplorasi.  Pengeboran sumur eksplorasi pertama direncanakanakan untuk dilakukan  di KKS Sageri sebelum akhir tahun 2011.
“Dengan akuisisi ini, Total menjalankan strateginya untuk terus memperluas wilayah eksplorasi baru, yaitu di laut dalam, dan akan terus berinvestasi di Indonesia sejalan dengan upaya Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan potensi cadangan hidrokarbon di Indonesia”, ucap Jean Marie Guillermou, Senior Wakil Presiden Asia Pasific, Eksplorasi dan Produksi, Total S.A dalam siaran persnya hari ini.

“Kami akan berkontribusi di Selat Makasar ini dengan modal pengalaman laut dalam kami.  Dan apabila ada penemuan, maka potensi sinergi dengan operasi kami yang telah ada di kawasan tersebut dapat dimanfaatkan untuk pengembangan dan akses ke pasarnya.” katanya.