Kamis, 03 November 2011

MENTERI ESDM SETUJUI DUA POD DENGAN TOTAL PRODUKSI 6.800 BAREL PER HARI

Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik menyetujui dua rencana pengembangan lapangan migas untuk mempercepat penambahan produksi minyak dan gas nasional. Kedua lapangan tersebut adalah lapangan Ande-Ande Lumut di lepas pantai Northwest Nanuna dengan operator Genting Oil dan lapangan Ridho Karang Agung di Sumatera Selatan dengan operator PT Odira Energi Karang Agung.

Genting Oil sebelumnya sudah mengajukan rencana pengembangan lapangan (plan of development) sejak Juni 2011 namun terkatung-katung saat Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral dibawah kepemimpinan Darwin Zahedy Saleh. Setelah Jero Wacik menjabat kurang dari sebulah, rencana pengembangan tersebut telah disetujui. Namun keterlambatan proyek telah terjadi selama sekitar lima bulan dan berdampak pada mundurnya jadwal operasional proyek tersebut.

Dalam rencana awal, dengan asumsi persetujuan rencana pengembangan pada Juni 2011, lapangan Ande-Ande Lumut yang dikelola Genting Oil akan memproduksi minyak sebesar 5.000 barel per hari mulai Oktober 2014 namun dengan keterlambatan persetujuan rencana pengembangan maka produksi lapangan ini juga akan mundur.

Sementara produksi lapangan Ridho yang dikelola oleh PT Odira Energi Karang Agung diperkirakan akan mulai pada bulan Juli 2011 dengan tingkat produksi minyak sebesar 1.800 barel per hari.

Rencana pengembangan lapangan (plan of development/POD) Lapangan Ridho dengan operator PT Odira Energi Karang Agung telah dikonsultasikan kepada Pemerintah Daerah Sumatera Selatan.

Menurut Kepala Bidang Migas, Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Selatan, Tulus Sentosa rencana produksi tersebut perlu diketahui oleh Pemerintah Daerah setempat. 

Dia menjelaskan, daerah dapat berpartisipasi dalam pengusahaan hulu Migas dengan mendapatkan penyertaan modal (participating interest) sebesar 10 persen. Supriyadi mengatakan, Odira telah meneken nota kesepakatan dengan pihak daerah bawah hak partisipasi  yang diberikan sebesar 15 persen. 

Dia mengungkapkan, untuk menampung minyak 1.800 barel per hari,  Odira akan melakukan sharing facilities dengan UBEP Ramba dengan skenario blending minyak dari Tempino melalui Bentayan dengan perbandingan minyak lapangan Ridho 40 persen, sisanya dari Tempino.

Daerah menyambut baik dan mendukung kegiatan yang dilakukan Odira. 

Supriyadi berharap, ada guarantee letter dikeluarkan oleh pemerintah daerah sebagai jaminan akan mendukung kegiatan yang akan dilakukan Odira. Pasalnya, selama ini permasalahan utama yang dihadapi industri hulu migas 70 persen bersifat non teknis. “Misalnya saja perizinan yang lama dari pemerintah daerah dan gangguan-gangguan masyarakat sekitar,” kata Supriyadi