Rabu, 25 Januari 2012

PERTAMINA DIDESAK TENTUKAN KEBUTUHAN GAS JAWA TENGAH

Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) meminta PT Pertamina (Persero) untuk menentukan kebutuhan gas di Jawa Tengah dalam rangka pemilihan pasokan gas pada fasilitas penerima gas terapung (Floating Storage Regasification Unit/FSRU) di Jawa Tengah yang direncanakan selesai pada tahun kuartal kedua 2013.

Tenaga Ahli BP Migas Fathor Rahman mengatakan bahwa saat ini kebutuhan gas untuk Jawa Tengah dan Jawa Timur telah bisa dipenuhi oleh dua lapangan gas yang memproduksi sekitar 450 mmscfd yaitu berasal dari Lapangan Madura MD yang memproduksi sekitar 150 mmscfd dan Lapangan Terang Sirasun di Jawa Timur sebesar 300 mmscfd.

“Kan pasokannya sudah ada kalau untuk kebutuhan Transjawa. Lalu pasokan FSRU mau untuk siapa saja,” ujar Fathor yang ditemui di Kantor BP Migas, Jakarta Rabu (25/1/2012).

Selain untuk kebutuhan industri, lanjutnya FSRU tersebut rencananya juga akan memasok gas untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tambak Lorok. “Tapi kan (pasokannya) itu sudah dapat dari Kepodang,” tegasnya.

Selanjutnya, lanjut Fathor, Pertamina mengatakan bahwa gas dari FSRU akan ke Jawa Barat. “Tapi kan itu tidak konsisten jadinya,” kata Fathor.

Lebih lanjut BP Migas belum memastikan gas dari Kilang Tangguh sebesar tiga juta metrik ton per tahun akan dialokasikan ke FSRU Jawa Tengah atau Belawan.

“Takutnya nanti kalau tidak pasti alokasi gasnya untuk siapa, gas yang telah kita sediakan tidak terserap lagi karena pembangunan FSRU tersebut telat atau malah tidak jadi. Akibatnya liquified natural gas (LNG) tersebut harus dijual ke spot market yang harganya USD3 per mmbtu dibawah harga pasar. Saat ini harga LNG internasional berada pada USD16-17 per mmbtu," ujar Fathor.

Dirinya mengatakan kejadian yang sama juga terjadi pada pasokan LNG ke FSRU Teluk Jakarta yang molor hampir selama dua tahun. "BP Migas telah menyediakan LNG untuk FSRU Teluk Jakarta sejak tahun 2007. Namun, karena FSRU Teluk Jakarta terlambat beroperasi, maka BP Migas terpaksa melepas stok ke spot market," tegasnya.

Lebih lanjut Fathor menambahkan BP Migas mengaku telah menyisihkan 23 kargo dari kilang Bontang untuk FSRU Teluk Jakarta Tahun ini. "Namun, pihak Nusantara Regas yang semula mengatakan FSRU Teluk Jakarta akan selesai Januari tahun ini namun molor menjadi April tahun ini. Jadi kami terpaksa melemparnya ke spot market,” pungkasnya. (Sumber: sindonews.com)