Senin, 12 Maret 2012

AKSES BLOK CEPU DITUTUP DEMONSTRAN: NEGARA TERANCAM MERUGI

Jakarta - Meskipun didemo sejak Jumat (9/3/2012) lalu namun produksi minyak dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Bojonegoro masih normal dan tak ada penurunan.

Hal ini disampaikan oleh Communications Advisor Public & Government Affairs Wigra Anggara Hanafiah dalam penjelasannya yang dikutip, Senin (10/3/2012).

"Kami mengetahui tentang aksi protes yang terjadi di Bojonegoro yang berlangsung sejak hari Jumat lalu. Hingga saat ini tidak ada dampak apapun terhadap produksi dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu," tutur Wigra.

Kepala Perwakilan wilayah Jawa Palu dan Maluku (Japalu) BP Migas, Hadi Prasetyo mengatakan jalan akses menuju Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu, Bojonegoro saat ini sedang diblokir para pendemo yang digerakkan kontraktor lokal karena minta diberikan proyek.

Dikatakan Hadi, para CV lokal ini meminta pihaknya menunjuk langsung sebagai pemenang tender untuk memegang beberapa proyek di Blok Cepu.

"Namun CV lokal tersebut yang mendemo di luar dari CV-CV di 15 desa terdampak. Padahal CV di 15 desa terdampak tersebut sudah setuju mekanismenya melalui tender," ujar Hadi.

Jadi, motif demo ini hanya masalah mencari pekerjaan. "Kami kan tidak mungkin menuruti permintaan mereka (tunjuk langsung) ada aturannya yakni lewat tender, kalau asal tunjuk bisa disangka ada kongkalikong, si pejabat bakal diseret ke KPK karena bisa dikira korupsi," ucap Hadi.

Jika masalah ini tidak segera diselesaikan, bakal mengancam produksi Blok Cepu sebesar 22.000 bph apalagi saat ini sedang diupayakan ditingkatkan menjadi 25.000 bph (barel per hari).

"Jika ini terjadi, tidak hanya warga Bojonegoro saja yang merugi, tetapi seluruh rakyat Indonesia juga, karena mengganggu produksi minyak nasional, yang berimbas pada penerimaan Migas ke negara," kata Hadi. (sumber: www.detikfinance.com)