Sabtu, 07 April 2012

PRODUKSI MINYAK MEDCO NAIK 14%

Jakarta - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), perusahaan energi yang didirikan pengusaha nasional Arifin Panigoro, mencatat realisasi produksi minyak dari seluruh lapangan minyak yang dikelola perseroan hingga kuartal I 2012 sebesar 41.941 barel per hari, naik 14% dari periode sama tahun lalu 36.776 barel per hari. Berdasarkan data yang dikutip dari laman resmi Medco, angka produksi itu termasuk dari lapangan yang dikelola perseroan di luar negeri, seperti Oman.

Lapangan Medco di Oman tercatat memproduksi minyak sebesar 10.493 barel per hari atau naik 12,6% dari realisasi pada kuartal I 2011 sebesar 9.320 barel per hari. "Kontribusi kenaikan produksi itu berasal dari lapangan minyak yang berada di Blok Sembakung di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur dan di Blok Bawean di Jawa Timur," kata Lukman Mahfoedz, Direktur Utama Medco Energi..

Medco juga mencatat realisasi produksi gas hingga kuartal I 2012 sebesar 157,4 juta standar kaki kubik per hari atau hampir sama dengan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya 157,7  juta standar kaki kubik per hari. Realisasi harga jual gas perseroan naik dari US$ 3,73 per juta British thermal unit (mmbtu) pada kuartal I 2011 menjadi US$ 3,8 per mmbtu pada periode yang sama tahun ini. Sementara realisasi harga minyak juga naik 15% dari US$ 106,6 per mmbtu menjadi US$ 122,6 per mmbtu.

Lukman memproyeksikan produksi minyak dan gas (migas) selama 2014-2015 sekitar 110-120 barel setara minyak per hari, naik dari produksi migas  saat ini sekitar 80 ribu barel setara minyak per hari. Dari total produksi itu sekitar 90 ribu barel setara minyak per hari berasal dari proyek utama perseroan, seperti Lapangan Simenggaris di Kalimantan Timur, proyek Donggi Senoro di Sulawesi Tengah, Blok A di Nanggroe Aceh Darussalam, dan ladang migas di Libya.

"Sisanya, berasal dari Oman sebesar 20 ribu barel setara minyak per hari, akan tetapi kami ingin di tahun itu jadi akuisisi lapangan baru sehingga produksi bisa 110 ribu-120 ribu barel setara minyak per hari," ujar Lukman.

Untuk mencapai target produksi tahun ini, Medco mengalokasikan belanja modal US$ 356 juta, naik dari tahun lalu US$ 250 juta. Belanja modal tahun ini untuk kegiatan eksplorasi dan pengembangan proyek. Medco berencana mengebor 29 sumur di Indonesia, 20 di antaranya merupakan sumur produksi dan sembilan sumur eksplorasi. Perseroan juga berencana mengebor 30 sumur eksplorasi di Oman dan dua sumur di Teluk Meksiko, Amerika Serikat. "Dari kegiatan eksplorasi ini, kami menargetkan total tambahan cadangan minyak dan gas sekitar 100 juta barel setara minyak," ujarnya.

Medco telah melakukan kontrak kerja dengan Shell Development Oman LLC, anak usaha Royal Dutch Shell, untuk mengoperasikan sumur-sumur minyak milik Shell di Oman. Lukman mengklaim setelah dikelola Medco, produksi sumur-sumur itu meningkat hingga mencapai 20 ribu barel setara minyak per hari. Sebelum dikelola Medco pada 2007, produksi di blok tersebut hanya berkisar 12 ribu barel per hari. "Perseroan menerima service fee bersih dari Shell Oman antara US$ 8 juta-US$10 juta per tahun," katanya.

PT Pertamina Hulu Energi, anak usaha PT Pertamina (Persero), mencatat realisasi produksi hingga kuartal I sebanyak 59.353 barel per hari, atau 96% dari target. Sementara produksi gas 101% dari target atau mencapai 491 juta kaki kubik per hari. Salis S Aprilian, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi, mengatakan belum tercapainya target produksi minyak masih terkendala masalah izin pembebasan lahan  pengadaan rig dan back pressure di pipeline. "Faktor cuaca juga menghambat kegiatan di lapangan lepas pantai (offshore)," ujar Salis kepada IFT.

Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) mencatat realisasi produksi minyak nasional hingga akhir kuartal I 2012 mencapai 887 ribu barel per hari atau 95,37% di bawah target yang ditetapkan dalam target produksi minyak dalam rencana kerja dan anggaran 2012 sebesar 930 ribu barel per hari.

Gde Pradnyana,  Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas BP Migas,  mengatakan belum tercapainya target produksi tersebut seiring penurunan alamiah (natural decline) yang terjadi di sejumlah lapangan minyak di Indonesia. "Selama tidak ada penemuan cadangan minyak baru, produksi akan terus turun," ujarnya.
Dalam 10 tahun terakhir, cadangan minyak terbukti nasional turun rata-rata 2,4% per tahun. BP Migas mencatat cadangan minyak terbukti Indonesia awal tahun ini sebesar 3,92 miliar barel, turun 2,8% dari tahun lalu 4,04 miliar barel.

Saat ini sekitar 40%-50% produksi nasional disumbang lapangan Duri dan Minas di Riau yang dikelola PT Chevron Pacific Indonesia, perusahaan minyak dan gas asal Amerika Serikat. Lapangan Minas ditemukan pada 1940 dan lapangan Duri pada 1960. (Sumber : Indonesia Finance Today)