FSO Pertamina Abherka merupakan proyek konversi tanker menjadi FSO
yang pertama dari Pertamina Perkapalan. Fasilitas ini memiliki kapasitas
penampungan sebesar 600 ribu barel.
“Proyek konversi FSO Pertamina Abherka ini telah mendorong mewujudkan
Indonesia Incorporated dimana industri hulu migas telah memberdayakan
industri-industri lainnya seperti industri perkapalan, perbankan, dan
lain-lain,” ujar Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan
Gas Bumi (BPMIGAS) R. Priyono dalam acara peresmian FSO Pertamina
Abherka di Surabaya, Rabu (8/8).
Peresmian tersebut dilakukan oleh Kepala BPMIGAS dan Direktur Utama
PT Pertamina Persero Karen Agustiawan dan jajaran direksi Pertamina
langsung di atas FSO Pertamina Abherka.
Proses konversi FSO yang dilengkapi fasilitas akomodasi untuk 150
pekerja ini dikerjakan di COSCO Shipyard, Guangdong. PERTAMINA
Perkapalan akan mengoperasikan FSO tersebut selama 10 tahun di daerah
operasi PHE WMO tanpa docking. Pengoperasian FSO ini diharapkan dapat
meminimalisasi down time pada wilayah operasi PHE WMO.
Priyono mengatakan bahwa pengerjaan FSO Pertamina Abherka
memperlihatkan hasil yang membanggakan baik dari segi tingkat kandungan
lokal content maupun dari sisi waktu pengerjaan. “Pengerjaan konversi
ini mempunyai pencapaian kandungan local content sebesar 70 persen dan,
dari sisi waktu, pengerjaan konversi ini dilakukan dengan waktu yang
sesuai dengan rencana yaitu 10 bulan,” ujar Priyono.
Dia menambahkan pengerjaan FSO Pertamina Abherka ini sejalan dengan
salah satu paradigma baru industri hulu migas yaitu tidak hanya menjadi
penghasil penerimaan negara, tetapi meningkatkan kapasitas nasional.
BPMIGAS terus mendorong keterlibatan pengusaha lokal dalam industri
hulu migas dengan menaikkan kewajiban kandungan lokal minimal yang harus
dipenuhi oleh para kontraktor. BPMIGAS juga beberapa kali melakukan
perubahan terhadap Pedoman Tata Kerja Pengadaan Barang dan Jasa No. 007
yang setiap revisinya semakin memberikan keberpihakan terhadap
perusahaan nasional diantaranya dengan mewajibkan perusahaan nasional
untuk menjadi leader dalam setiap konsorsium yang mengikuti lelang.
Perusahaan asing hanya diperkenankan sebagai anggota konsorsium saja.
Hasilnya, nilai tingkat kandungan lokal content terus menunjukkan
peningkatan dari tahun 2007. Di tahun 2011 total nilai komitmen
pengadaan barang/jasa di seluruh Kontraktor KKS mencapai lebih dari
US$11,81 miliar dengan komitmen TKDN agregat 60,63 persen.
“Saya berharap TKDN akan terus meningkat di masa yang akan datang,” ujar Priyono. (*)