Senin, 06 Agustus 2012

PERTAMINA KANTONGI 'FEE' Rp1,6 TRILIUN DARI JUAL LNG


Jakarta – PT Pertamina diperkirakan akan mengantongi keuntungan hingga US$160 juta atau sekitar Rp1,6 triliun tahun ini dari fee penjualan Liquefied Natural Gas (LNG) ekspor ke sejumlah negara yang menjadi pembeli LNG dari kilang LNG Bontang, Kalimantan Timur dan Arun di Nanggroe Aceh Darussalam yang akan menjadi tanggungan cost recovery hulu migas.

Produksi LNG dari kilang LNG Bontang dan Arun pada tahun ini diperkirakan akan mencapai 239 kargo, belum menghitung produksi LNG dari kilang Tangguh, Papua.

Jepang, Korea, Taiwan, China dan Amerika Serikat adalah lima negara tujuan ekspor LNG terbesar dari Indonesia. Produk LNG diambil dari lapangan Arun, Bontang dan Tangguh.

Ekspor LNG pada tahun 2011 mencapai 362 kargo, lebih rendah dari ekspor LNG tahun 2010 seiring dengan komitmen pemerintah mengalokasikan gas untuk domestik. Rincian ekspor LNG tahun 2011 adalah Jepang sebanyak 172 kargo dengan rincian 2 kargo dari lapangan Arun, 166 kargo dari Bontang dan 4 kargo dari Tangguh.
Ekspor LNG ke Korea Selatan sebanyak 68 kargo dengan rincian 23 kargo dari Arun, 24 kargo dari Bontang dan 21 kargo dari Tangguh. Ekspor LNG ke Taiwan pada 2011 sebesar 32 kargo LNG dari Bontang.

Sementara ekspor LNG China sebanyak 35 kargo LNG dari Tangguh sedangkan ekspor LNG ke Amerika Serikat dari Indonesia sebanyak 55 kargo yang berasal dari lapangan Tangguh
Pada 2010 lalu, Indonesia mengekspor 427 kargo ke lima negara tersebut. Ekspor LNG ke Jepang sebanyak 258 kargo dari lapangan Bontang.  Ekspor LNG ke Korea sebanyak 85 kargo dengan rincian 33 kargo dari Arun, 26 kargo dari Bontang dan 26 kargo dari Tangguh.

Sedangkan ekspor LNG ke Taiwan sebanyak 32 kargo LNG dengan rincian 31 kargo dari Bontang, dan 1 kargo dari Tangguh. Selanjutnya ekspor LNG ke China sebanyak 29 kargo LNG dari Indonesia berasal dari Tangguh. Sementara LNG ekspor ke Amerika Serikat dari Indonesia sebanyak 23 kargo yang berasal dari Tangguh. (*)