Selasa, 06 November 2012

TIGA CARA HATTA TINGKATKAN SEKTOR MIGAS

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor pertambangan mengalami kontraksi sebesar -0,09 persen. Alasannya karena belum adanya ekspansi sumur minyak baru di Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan, ada 3 cara untuk melakukan ekspansi di sektor pertambangan khususnya minyak dan gas. Hal pertama menurut Hatta ialah penjelasan masalah cost recovery.


"Saya minta duduk bersama lagi untuk cost recovery. Dan investasi di hulu dikembangkan, eksplorasi terutama. Tidak boleh ada beban-beban awal, pajak dan sebagainya. Karena itu belum tentu modal kembali," ungkap Hatta saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jl Lapangan Banteng, Selasa (6/11/12).


Hatta melanjutkan, hal kedua yang harus dilakukan adalah dengan mengatasi masalah perizinan lapangan minyak. Menurutnya banyak lapangan-lapangan minyak yang bermasalah dengan perizinan.


"Banyak lapangan kita terhambat perizinan. Banyak lapangan minyak kita perlu di-recovery teknologinya. Perlu kita kembangkan pada splitnya," lanjutnya.


Poin terkahir, Hatta mengatakan pembangunan pipanisasi harus diselesaikan dan harus diperlancar, pasalnya ini berpengaruh pada pertumbuhan sektor migas itu sendiri.


"Ketiga, itu dihilirnya, misalkan mandeknya migas. Pipanisasi lambatnya membangun depo-depo. Ini berkaitan dengan pertumbuhan sektor migas," cetusnya.


Seperti diketahui sebelumnya, Di tengah semua sektor yang mengalami pertumbuhan, sektor pertambangan mengalami kontraksi sebesar -0,09 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat beberapa alasan yang menyebabkan hanya sektor ini yang mengalami kontraksi pada kuartal III tahun ini.

Kepala BPS Suryamin menyebutkan salah satu alasan terjadinya kontraksi pertumbuhan untuk sektor pertambangan adalah belum adanya ekspansi sumur minyak baru di Indonesia. Hal ini karena adanya tumpang tindih lahan dan sulitnya perizinan pembukaan tambang baru. (Sumber: Detik.com)