Senin, 19 September 2011

KUWAIT PETROLEUM AKAN BANGUN KILANG MINYAK SENILAI US$6 MILIAR


Jakarta - Kuwait Petroleum Corporation akan merealisasikan investasi rencana pembangunan kilang minyak senilai US$6 miliar dengan kapasitas 200.000 barel per hari di Balongan menyusul telah terbitnya Peraturan Menteri Keuangan tentang pemberian insentif pajak untuk pembangunan kilang minyak di Indonesia.

Pihak Kuwait Petroleum Corporation juga akan menjadi pemasok minyak mentah sebanyak 200.000 barel per hari untuk diolah di kilang tersebut dan produk BBM yang dihasilkan, seluruhnya akan dibeli oleh PT Pertamina untuk menambah pasokan BBM di dalam negeri.

“Kuwait siap memasok minyak mentahnya karena selain investasi, hal terpenting lainnya adalah kelangsungan pasokan minyak mentah untuk kilang tersebut,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementrian ESDM Evita Legowo kepada Wartawan di Jakarta hari ini.
Pemerintah telah menyetujui pemberian insentifn pajak untuk industri pionir di Indonesia. Insentif pajak tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan NO 130/PMK.011/2011 tentang Pemberian Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan yang berlaku mulai 15 Agustus 2011.

Peraturan yang ditandatangani oleh Menteri Keuangan Agus Martwardojo tersebut memberikan fasilitas pembebasan Pajak Penghasilan Badan dengan jangka waktu paling lama 10 tahun dan paling singkat 5 tahun sejak dimulainya produksi komersial.

Setelah itu, Badan Usaha yang akan memangun kilang diberikan lagi tambahan pengurangan Pajak Penghasilan Badan sebesar 50% selama dua tahun setelah berakhirnya masa pembebasan pajak yang telah diterima sebelumnya.

Pada 19 Agustus 2010, Kuwait Petroleum International Company (KPI), yang merupakan anak usaha dari Kuwait Petroleum Corporation (KPC), bersama dengan Pertamina telah menandatangani MoU (Nota Kesepahaman/Memorandum of Understanding) untuk melakukan studi kelayakan terkait rencana pembangunan Kilang Baru Balongan yang berkapasitas 200-300 ribu barel per hari. Kilang tersebut nantinya terintegrasi dengan kompleks kilang di Jawa Barat.

Nota Kesepahaman ditandatangi oleh Hussain Esmaiel, selaku KPI President dan Frederick Siahaan yang dahulu menjabat sebagai SVP Investment Planning and Risk Management (Investasi, Perencanaan, dan Manajemen Resiko) PT Pertamina.

Dirut Pertamina Karen Agustiawan sebelumnya mengatakan, Pertamina berambisi untuk menambah dua kilang di 2014, dalam rangka mengamankan pasokan BBM dalam negeri. Dua kilang yang bisa selesai dibangun pada tahun 2014 yaitu ekspansi kilang balongan dan unit Residual Fluid Catalytic Craker di Kilang IV Cilacap.