Rabu, 09 November 2011

PRODUKSI CNOOC BERANGSUR PULIH

Jakarta - Setelah sempat terganggu akibat kapal Lentera Bangsa terbakar pada 23 September lalu, produksi minyak di Blok South East Sumatra milik China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) belakangan berangsur pulih. "Saat ini sudah mendekati 10 ribu barel per hari," ujar Deputi Pengendalian Operasi Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), Rudi Rubiandini, Rabu, 9 November 2011. 

Sebelumnya, CNOOC ditargetkan bisa memproduksi minyak sebanyak 16 ribu barel per hari dalam kondisi normal. Namun, target produksi tersebut belum dapat dicapai karena belum memadainya pasokan listrik untuk operasi produksi di lapangan-lapangan milik CNOOC.

CNOOC mulai kembali memproduksi minyaknya sejak dua pekan lalu dengan menghasilkan sebesar 2.000 barel per hari. "Terus naik setelah itu, meskipun masih belum stabil karena listriknya masih kurang," kata Rudi.

Terganggunya pasokan listrik karena Kapal Lentera Bangsa milik PT Trada Maritime Tbk yang terbakar saat itu bukan hanya berfungsi sebagai tangki penampung minyak hasil produksi, tapi juga sebagai tempat generator listrik yang memasok setrum ke blok minyak. "Akibat kebakaran, generator tidak berfungsi. Akibatnya supply listrik ke area tertentu terhenti."

Dia menjelaskan, tidak mudah untuk menyediakan pasokan listrik bagi CNOOC yang berlokasi di tengah laut. Pasalnya dibutuhkan anjungan untuk meletakkan generator listrik. Dan untuk menyiapkan anjungan ini butuh waktu berbulan-bulan karena harus tender dan sebagainya.

Sementara itu, rata-rata produksi minyak nasional juga belum menunjukkan kenaikan signifikan yaitu masih di kisaran 900 ribu barel per hari, jauh dari target yang tercantum di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2011 (APBN-P 2011) yang sebesar 945 ribu barel per hari. Belum tercapainya target produksi tersebut selain karena CNOOC yang baru pulih, juga karena beberapa perusahaan minyak masih memperbaiki peralatan produksi, seperti Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), Total E&P Indonesie, dan Santos Asia Pasific Pty Ltd.

Lebih jauh BP Migas mengaku sulit memenuhi target APBN-P karena seharusnya saat ini produksi sudah dapat mencapai angka 930 ribu barel per hari agar bisa mencapai target. Hingga akhir tahun ini, produksi minyak nasional diperhitungkan hanya akan mencapai 900 ribu – 905 ribu barel per hari. (Sumber: Koran Tempo)