Rabu, 15 Agustus 2012

SELURUH IMB BLOK CEPU SEGERA TERBIT

Jakarta - Pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro akan segera mengeluarkan ijin prinsip untuk pembangunan 7 fasilitas operasi produksi dalam proyek engineering, procurement and construction kelima (EPC-5) dari proyek pengembangan penuh Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu. 

Kepastian tersebut diperoleh setelah melalui pembahasan antara Bupati Bojonegoro, Komisi-A DPRD Bojonegoro dengan Wakil Kepala BPMIGAS dan jajarannya yang berlangsung di  Bojonegoro Selasa (14/8).

Dengan adanya kepastian akan diterbitkannya Izin Mendirikan Bangunan (IMB) tersebut maka seluruh izin yang diperlukan untuk proyek pengembangan penuh lapangan Banyu Urip telah terpenuhi semua.

Pemerintah Daerah Bojonegoro menyampaikan bahwa hal utama yang mereka inginkan adalah kehadiran proyek tersebut dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Bodjonegoro.
Wakil Kepala BPMIGAS J. Widjonarko menyampaikan bahwa pembangunan fasilitas operasi produksi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari operasi Mobil Cepu Ltd selaku operator Lapangan Banyu Urip.

“Dalam rangka mendukung pemberdayaan masyarakat di sekitar daerah operasi tersebut akan dibuatkan sarana penunjang operasi di luar namun berdekatan dengan daerah operasi berupa fasilitas penunjang, yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, seperti klinik, fasilitas olahraga dan fasilitas lain yang akan dibahas lebih lanjut secara lebih tehnis. Ini merupakan salah satu bentuk manfaat kehadiran proyek cepu bagi masyarakat sekitar,” ujar Kepala Dinas Hubungan Kemasyarakatan dan Kelembagaan BPMIGAS A. Rinto Pudyantoro di Jakarta, Rabu (15/8).

Lapangan Banyu Urip merupakan proyek minyak yang diharapkan bisa meningkatkan produksi minyak nasional. Dengan cadangan sekitar 450 juta barel minyak, Banyu Urip merupakan lapangan dengan cadangan minyak terbesar yang masih belum tereksploitasi. Saat ini, produksi minyak Banyu Urip berada di kisaran 20.000 barel per hari. Angka ini diharapkan akan mencapai 165.000 barel per hari saat fasilitas pengembangan penuh selesai dibangun.

Pembangunan fasilitas produksi penuh Lapangan Banyu Urip merupakan pekerjaan besar dengan kompleksitas yang tinggi. Fasilitas tersebut mencakup 49 sumur yang terhubung pada tiga anjungan; sebuah fasilitas pusat pengolahan; pipa sepanjang 95 kilometer untuk mengalirkan minyak ke fasilitas penyimpanan dan alir-muat terapung (Floating Storage and Offloading/FSO) bermuatan minimal 1,7 juta barel, dan kapal tanker yang akan mengangkut minyak dari FSO tersebut.
 
Pekerjaan ini dibagi kedalam lima kontrak EPC dengan total nilai kontrak sekitar US$1,3 miliar. Kelima kontrak tersebut adalah kontrak fasilitas proses produksi (EPC1), kontrak jalur pipa darat berdiameter 20 inci sepanjang 72 kilometer (EPC2), kontrak jalur pipa laut dan menara tambat (EPC3), kontrak fasilitas penyimpanan dan alirmuat terapung (EPC4), dan kontrak fasilitas infrastruktur dan waduk penampung air injeksi (EPC5). Semua kontrak sudah ditandatangani.(*)