Jakarta - Pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro akan segera
mengeluarkan ijin prinsip untuk pembangunan 7 fasilitas operasi produksi dalam
proyek engineering, procurement and
construction kelima
(EPC-5) dari proyek pengembangan penuh Lapangan Banyu Urip, Blok
Cepu.
Kepastian tersebut diperoleh setelah melalui pembahasan antara
Bupati Bojonegoro, Komisi-A DPRD Bojonegoro dengan Wakil Kepala BPMIGAS dan
jajarannya yang berlangsung di
Bojonegoro Selasa (14/8).
Dengan adanya kepastian akan diterbitkannya Izin Mendirikan
Bangunan (IMB) tersebut maka seluruh izin yang diperlukan untuk proyek
pengembangan penuh lapangan Banyu Urip telah terpenuhi semua.
Pemerintah Daerah Bojonegoro menyampaikan bahwa hal utama yang
mereka inginkan adalah kehadiran proyek tersebut dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat Bodjonegoro.
Wakil Kepala BPMIGAS J. Widjonarko menyampaikan bahwa
pembangunan fasilitas operasi produksi merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari operasi Mobil Cepu Ltd selaku operator Lapangan Banyu Urip.
“Dalam rangka mendukung pemberdayaan masyarakat di sekitar daerah
operasi tersebut akan dibuatkan sarana penunjang operasi di luar namun
berdekatan dengan daerah operasi berupa fasilitas penunjang, yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat, seperti klinik, fasilitas olahraga dan fasilitas
lain yang akan dibahas lebih lanjut secara lebih tehnis. Ini merupakan salah
satu bentuk manfaat kehadiran proyek cepu bagi masyarakat sekitar,” ujar Kepala
Dinas Hubungan Kemasyarakatan dan Kelembagaan BPMIGAS A. Rinto Pudyantoro di
Jakarta, Rabu (15/8).
Lapangan Banyu Urip merupakan proyek minyak yang diharapkan bisa
meningkatkan produksi minyak nasional. Dengan cadangan sekitar 450 juta barel
minyak, Banyu Urip merupakan lapangan dengan cadangan minyak terbesar yang
masih belum tereksploitasi. Saat ini, produksi minyak Banyu Urip berada di
kisaran 20.000 barel per hari. Angka ini diharapkan akan mencapai 165.000 barel
per hari saat fasilitas pengembangan penuh selesai dibangun.
Pembangunan fasilitas produksi penuh Lapangan Banyu Urip merupakan
pekerjaan besar dengan kompleksitas yang tinggi. Fasilitas tersebut mencakup 49
sumur yang terhubung pada tiga anjungan; sebuah fasilitas pusat pengolahan;
pipa sepanjang 95 kilometer untuk mengalirkan minyak ke fasilitas penyimpanan
dan alir-muat terapung (Floating Storage and Offloading/FSO) bermuatan
minimal 1,7 juta barel, dan kapal tanker yang akan mengangkut minyak dari FSO
tersebut.
Pekerjaan ini dibagi kedalam lima kontrak EPC
dengan total nilai kontrak sekitar US$1,3 miliar. Kelima kontrak tersebut
adalah kontrak fasilitas proses produksi (EPC1), kontrak jalur pipa darat
berdiameter 20 inci sepanjang 72 kilometer (EPC2), kontrak jalur pipa laut dan
menara tambat (EPC3), kontrak fasilitas penyimpanan dan alirmuat terapung
(EPC4), dan kontrak fasilitas infrastruktur dan waduk penampung air injeksi
(EPC5). Semua kontrak sudah ditandatangani.(*)