Senin, 05 November 2012

CADANGAN TERBUKTI GAS BLOK MAHAKAM HABIS 2017

Bontang - Kontrak pengelolaan Total E&P Indonesie ladang gas di Blok Mahakam, Kalimantan Timur, akan berakhir pada 2017, dengan berakhirnya kontrak tersebut juga akan diikuti habisnya sisa cadangan gas terbukti (P1) sebesar 4,8 TCF pada 2017.

Hal tersebut seperti diungkapkan Deputi Pengendalian Operasi Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Gde Pradyana, sisa cadangan gas terbukti di Blok Mahakam saat ini tersisa 4,8 TCF, dengan produksi 1.600 MMSCFD per hari maka cadangan tersebut akan habis pada 2017 seiring berakhirnya kontrak Total di Blok Mahakam.

"Cadangan gas terbukti (P1) di Blok Mahakam saat ini hanya tersisa 4,8 TCF, dengan produksi saat ini sekitar 1.600-1.700 MMSCFD atau 1,7 TCF per tahun, maka seluruhnya akan habis pada 2017 seiring berakhirnya kontrak Total di Mahakam," kada Gde dipertemuan dengan Komisi VII DPR di Hotel Sintuk, Bontang, Kalimantan Timur, Selasa (6/11/2012).

Dikatakan Gde, namun potensi gas (P2) yang terkandung di Blok Mahakam diperkirakan masih ada sekitar 6,5 TCF, namun untuk menjadikan P2 menjadi P1 tentu tidak mudah, dibutuhkan usaha keras dan investasi yang sangat besar.

"jika ingin menjadikan P2 sekitar 6,5 TCF ke P1 di Blok tersebut butuh usaha yang keras dan investasi yang sangat besar, apalagi dengan kondisinya saat ini terjadi penurunan produksi alami mencapai 15% per tahun," ungkap Gde.

Bahkan diungkapkan Gde, untuk produksi 1,7 TCF per tahun atau dengan produksi 1.600 MMSCFD Total harus mengeluarkan kocek mencapai US$ 2,2 miliar.

"Untuk terus produksi dan mengurangi penurunan produksi gas disetiap sumur gas yang secara alami terus turun bahkan jika tidak melakukan eksplorasi baru dan usaha lainnya produksi gas di Mahakam bisa turun 50% per tahun, untuk produksi 1,7 TCF per tahun saja, Total dan Inpex harus mengelarkan biaya investasi US$ 2,2 miliar per tahun, sangat besar," tandas Gde. (Sumber: detik.com)