Minggu, 11 September 2011

BPMIGAS: INVESTASI TAHUN 2012 SEBESAR US$13,34 MILIAR

Jakarta - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) memperkirakan biaya investasi yang dibutuhkan pada tahun depan sebesar US$13,34 miliar untuk menekan laju penurunan produksi alamiah dari 12% menjadi 3% dan penambahan produksi dari lapangan baru agar mampu mengejar target produksi.



Dalam paparan BPMIGAS kepada Komisi VIII DPR bertema 'Upaya Pencapaian Target Produksi Minyak Bumi Tahun 2012' disebutkan biaya investasi Pemerintah tersebut akan digunakan antara lain untuk optimasi produksi dari lapangan existing, yang diperkirakan akan ada tambahan sebesar 217.500 barel per hari tahun depan.



Selain itu biaya investasi tersebut juga akan digunakan untuk memproduksi minyak dan kondensat dari proyek-proyek baru yang jumlahnya diperkirakan akan mencapai 172.000 barel per hari di tahun 2012.



Sejumlah potensi produksi minyak dan kondensat dari proyek tahun depan sebesar total 172.000 barel akan berasal dari berasal dari proyek Chevron Pacific Indonesia Petapahan, Total E&P Indonesie-South Mahakam, Chevron Indonesia Company, Sumatra Persada Energi, Kodeco Energy, Seleraya Merangin Dua, Pertamina EP-Optimum, Medco E&P Indonesia-Rimau (EOR) dan JOB-GoldenSpike-Air Hitam.

Selain itu BPMIGAS juga mengupayakan agar unplanned shutdown dari 15.000 barel per hari menjadi  maksimum 10.000 barel per hari untuk dapat mendukung target produksi pada tahun 2012.

Kemudian, usaha lain yang dilakukan BPMIGAS untuk mengejar target produksi adalah meningkatkan kapasitas produksi Blok cepu sebesar 5.000 barel per hari dengan fasilitas sewa. Juga akan ada tambahan 3.000 barel per hari dari penyelesaian pembebasan lahan bermasalah di Bekasap, Intan, Rantau Bais wilayah kerja Chevron Pacific Indonesia.



Serta ditargetkan akan ada tambahan produksi 5.000 barel per hari dengan melakukan opening struktur PHE ONWJ (Offshore North West Java) dan tambahan 2.000 barel per hari dari reaktivitasi sumur suspended Pertamina.