Senin, 11 Juni 2012

FSRU TELUK JAKARTA ALIRKAN GAS MULAI JULI

Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), badan usaha milik negara di sektor distribusi dan transmisi gas, memperkirakan mulai menyerap gas dari unit penampungan dan regasifikasi gas alam cair (FSRU) Teluk Jakarta sebanyak 100 juta kaki kubik per hari (mmscfd) pada awal Juli 2012.

Heri Yusup, Corporate Secretary Perusahaan Gas, mengatakan jumlah tersebut masih bisa ditingkatkan lagi sesuai dengan pasokan gas yang tersedia dari anak usaha perseroan, PT Nusantara Regas selaku operator FSRU tersebut.

"Kami bisa saja menyerap lebih tinggi dari 10 mmscfd karena kapasitas pipa kami yang ada di sana bisa mencapai 40-100 mmscfd," jelas dia, Senin.

Kapasitas regasifikasi gas saat ini sebesar 200 mmscfd, di mana sebanyak 165 mmscfd telah dikontrakkan untuk memasok gas ke pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Muara Karang milik PT PLN (Persero). Sampai saat ini uji coba komersial masih dilakukan dengan jumlah baru sebesar 100 mmscfd.

Namun, Heri mengaku hingga kini pihaknya belum ada kesepakatan harga dengan Nusantara Regas karena masih membahas masalah alfa, yakni biaya transportasi dan regasifikasi dari sumber pasokan gas, yakni kilang Badak di Bontang, Kalimantan Timur.

Sementara harga jual gas ke pelanggan perseroan dipastikan akan lebih tinggi dibandingkan harga jual gas pipa, lebih tinggi dari harga pipa rata-rata perseroan saat ini US$ 10 per juta bristish thermal unit (mmbtu).

Untuk itu, agar mendapatkan kepastian konsumen dan tidak terjadi kesalahpahaman dengan konsumen, Perusahaan Gas akan membahas hal ini dengan konsumen sebelum ada kepastian harga dengan Nusantara Regas.

"Pasokan gas dari FSRU Jawa Barat ini rencananya akan dialirkan ke pelanggan industri di Jawa Barat dan sekitarnya karena masih kekurangan gas," ujarnya.

Bila harga jual gas dari unit regasifikasi ini dinilai konsumen sangat mahal, perseroan dapat mencampurkannya dengan pasokan gas pipa, sehingga harga diperkirakan bisa lebih murah.
"Jadi, kami bisa ambil gas dari FSRU ini bila ada kesepakatan harga dengan konsumen dan daya beli konsumen nantinya," tuturnya.

Hendra Jaya, Direktur Utama Nusantara Regas, pihaknya siap memasok gas untuk distributor gas, seperti Perusahaan Gas dan PT Pertamina Gas (Pertagas), selain untuk pembangkit listrik milik PLN.

Perseroan telah menandatangani nota kesepahaman dengan Perusahaan Gas dan Pertagas untuk pemanfaatan gas dari FSRU ini.

Ia menambahkan Perusahaan Gas lebih berpeluang mengambil gas ini karena telah memiliki pipa di dekat FSRU, yakni di Muara Karang. Sementara Pertagas belum memiliki pipa di dekat unit regasifikasi tersebut.

"Pertagas memang belum (punya pipa), nanti kami lihat apakah mereka mau swap (bertukar) atau bagaimana," ujarnya.

Gunung Sardjono Hadi, Direktur Utama Pertagas, menuturkan pihaknya telah memiliki rencana untuk bisa menyerap gas dari FSRU Jawa Barat tersebut. Bila hasil kajian komersialnya dinyatakan perseroan layak membangun pipa di sekitar itu maka pihaknya akan membangun pipa di sana.
"Kami siap jika memang dari hasil kajian tekno komersialnya layak untuk dibangun dan mendapat persetujuan dari Korporat (Pertamina)," ungkapnya. (Sumber: Indonesia Finance Today)