Kamis, 15 Maret 2012

NEGARA AKAN UNTUNG 212% DARI PENGELOLAAN HULU MIGAS


Jakarta – Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) menargetkan Pemerintah akan mendapatkan keuntungan sebesar 212% dari pengelolaan industri hulu migas pada tahun ini. Hal tersebut didapatkan dari target Pendapatan kotor Pemerintah sebesar US$47 miliar dengan biaya investasi dan produksi (cost recovery) minyak dan gas yang diusulkan dalam RAPBNP 2012 sebesar US$15,1 miliar.

Jika dibandingkan antara pendapatan kotor Pemerintah yang sebesar US$47 miliar dengan biaya investasi dan produksi (cost recovery) yang sebesar US$15,1 miliar maka biaya investasi dan produksi tersebut hanya sebesar 24% saja. Pemerintah membatasi cost recovery setiap tahunnya tidak boleh lebih dari 25% dari pendapatan Pemerintah. Jika lebih dari 25% maka biaya tersebut akan di carry over ke tahun selanjutnya.

Usulan biaya investasi dan produksi sebesar US$15,1 miliar dalam RAPBNP 2012 jauh lebih rendah dari angka yang diusulkan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKS) sebesar US$17,4 miliar dan lebih rendah dibandingkan realisasi biaya investasi dan produksi pada tahun 2011 yang tercatat sebesar US$15,5 miliar.

Biaya investasi dan produksi minyak dan gas dalam RAPBNP 2012 itu digunakan untuk memproduksi minyak sebesar 930.000 barel per hari seperti dalam usulan dalam RAPBNP 2012 juga digunakan untuk memproduksi gas sebanyak 7.915 miliar BTU per hari (BBTUD). Hal tersebut sama dengan biaya investasi dan produksi sebesar US$15,1 miliar digunakan untuk memproduksi 2,25 juta barel setara minyak per hari pada tahun 2012.

Untuk penerimaan bersih dari minyak dan gas untuk negara tahun ini, BPMIGAS mengusulkan kenaikan dalam RAPBNP 2012 menjadi US$32,14 miliar, lebih tinggi dibandingkan target penerimaan negara dalam APBN 2012 yang hanya sebesar US$30 miliar.(*)