Minggu, 10 Juni 2012

INVESTASI MIGAS MENINGKAT

Jakarta - NiIai investasi minyak dan gas bumi (migas) di Indonesiatahun ini meningkat menjadi US$ 15 miliar .dibandingkan tahun 2011. Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) optimistis mulai tahun ini tidak ada lagi penurunan produksi minyak bumi.

Guna menggenjot produksi (cadangan) minyak bumi, pemerintah punya tugas berat menata kembali sistem dan regulasi migas agar ramah terhadap investor. Pekerjaan rumah (PR) ini perlu dituntaskan secepatnya, agar para investor tertarik menggarap sumur-sumur minyak baru mengingat cadangan minyak bumi RI masih sangat besar, yakni dapat ditingkatkan menjadi 50-80 miliar barel dan saat ini hanya 4,2 miliar barel. Upaya itu bisa mengembalikan reputasi Indonesiasebagai negara produsen dan eksportir  minyak bumi anggota OPEC.

Hal itu diungkapkan Deputi Pengendalian Operasi BP Migas Rudi Rubiandini, Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Evita Legowo, Wakil Kepala BP Migas Hardiono. Mereka diwawancarai Investor Daily secara terpisah di Jakarta, akhir pekan lalu.

Produksi minyak bumi nasional terus menurun sejak 12 tahun silam, menyusul tidak tergarapnya cadangan minyak di lokasi-lokasi yang sulit terjangkau, karena proses eksplorasi butuh teknologi tinggi dan investasi sangat besar. Alhasil, produksi dan lifting minyak Indonesiayang ditargetkan 930 ribu barel per hari (bph) belum tercapai. Pada periode Januari-April 2012, produksi minyak hanya mencapai rata-rata 880.701 bph, sedangkan lifting minyak rata-rata sebesar 850.456 bph.

Menurut Rudi Rubiandini, besaran investasi yang dikucurkan oleh kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang mengelola blok migas terus naik setiap tahun. Pada 2010, investasi migas nasional tercatat US$ 11,03 miliar, kemudian naik menjadi US$ 13,59 miliar pada 2011. Produksi tercatat sebesar 944 ribu bph pada 2010 dan 903 ribu bph tahun 2011, dengan laju penurunan 4%.

Namun, Rudi Rubiandini menjanjikan, mulai tahun ini laju penurunan produksi bisa ditekan menjadi 0% walau produksi tahun ini masih akan lebih rendah dari tahun lalu. “Minimal kita ingin tekan laju penurunan 2% atau kalau bisa tidak ada penurunan sama seka1i bahkan mulai naik,” kata dia di Jakarta, Jumat (8/6). Target laju penurunan 2% bisa dikejar melalui pengeboran sumur pengembangan dan pengeboran lanjutan.

Rata-rata produksi minyak nasional tahun ini masih 880,8 ribu bph. Rudi menuturkan, produksi akan mulai naik setelah ada tambahan produksi minyak dan Blok West Madura Offshore (WMO) yang digarap Pertamina Hulu Energi. Saatini, anak usaha PT Pertamina (Persero) itu baru mendapat dua rig, satu sumur di antaranya sudah mulai menghasilkan minyak 4 ribu bph. “Kalau mereka mendapat tiga sumur, kita perkirakan akan ada tambahan produksi 15 ribu bph,” ungkap Rudi.

Bersamaan dengan rampungnya pengeboran tiga sumur di WMO pada juni, produksi mulai menyentuh angka 900 ribu bph. “Itu berarti laju penurunan produksi mendekali nol persen,” kata Rudi.

Selanjutnya, ungkap Rudi, pada September 2012 ketika pengeboran di berbagai lapangan membuahkan hasil, laju produksi bergerak ke arah posilif, stabilpada angka 900 ribu bph atau meningkat. Dia berharap lidak ada cuaca ekstrem, sehingga produksi bisa terpuruk lagi. Hingga akhir tahun, merata produksi minyak diperkirakan hanya 904 ribu bph.

Pada 2013, produksi minyak akan meningkat menjadi maksimal 910 ribu bph. Tambahan produksi dliperoleh dari sebelas proyek, yakni Lapangan Kerendan milik Salamander Energy Bangkanai limited, Lapangan South Mahakam dan South Mahakam Fase-2 Total E&P Indonesie, Lapangan LetangTengah ConocoPhilips, Lapangan Gundih dan Pondok Makmur PT Pertamina EP. Kemudian, Lapangan Anoa Premier Oil, Lapangan Dun North Duri Development (NDD) Area 13 Chevron Pasific Indonesia, Lapangan GG dan UL PTPertamina Hulu Energi Offshore North West Java, serta Lapangan jambu Aye milik ENI Krueng Mane Limited.

Selain itu, menurut Rudi, BP Migas akan mengoptimalkan produksi dan lapangan yang sudah ada.

Dua lapangan yang diharapkan menaikkan produksi adalah Lapangan Rantau dan Talang Jimar milk PT Pertamina EP Tahun depan juga akan ada penambahan peralatan di proyek produksi awal (early production facility/EPF) Blok Cepu milik Mobil Cepu limited. Lapangan Jambi Merang diprediksi akan menaikkan produksi sebesar 600 bph.

Rudi menuturkan, dengan produksi tahun depan sebesar 910 ribu bph, tren produksi minyak nasional sudah mulai naik. “Baru naik 0,5% tetapi sudah positif, sehingga menjadi titik balik. Selama ini yang teijadi adalah produksi selalu menurun 3-5% setiap tahun,” kata dia. (Sumber: Investor Daily)